Sabtu, 14 Juli 2012

PENGERTIAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

Kusen merupakan bagian dari konstruksi pada dinding bangunan yang mempunyai fungsi perletakan dan duduknya daun pintu dan daun jendela.


Kusen pintu dan jendela merupakan penghubung antar ruang dan berfungsi juga untuk sirkulasi udara segar antar ruang serta kemungkinan sinar atau cahaya matahari yang menambahkan suasana interior menjadi nyaman dan segar.

Type kusen dapat direncanakan untuk pemasangan penutup satu daun pintu atau dua daun pintu. Umumnya dua daun pintu dipasang pada pintu masuk teras depan, jika penutup lebih dari dua daun pintu biasanya untuk pintu atau kusen jendela yang harus diperhatikan, antara lain:

a) Telinga kusen sebagai penguat atau ikatan dalam pasangan dinding bata.
b) Angkur yang dipasang biasanya tiga buah ditempatkan pada tiang kusennya kiri-kanan dengan diameter 10mm, termasuk juga untuk locis(neut), yaitu dibawah tiang kusen yang dicor dengan beton sehingga 10-15cm.
c) Pada saat pembuatan kusen harus diperhatikan jenis kayu yang bik(kamper smarinda) dan titik cacat, pada saat purus dan pen dipasang agar dipasang lat penarik lebih dulu agar diyakini konstruksi kusen kuat dan menyiku.
d) Ventilasi kusen dapat dibuat dengan jalusi atau krepyak sebagai bagian yang penting untuk sirkulasi udara segar.
e) Penempatan sponeng kusen khusus kusen pintu masuk diteras depan agar ditempatkan dibagian dalam jadi daun pintu membukanya kedalam, begitu juga untuk di kamar mandi dan wc penempatan sponing di dalam jadi membuka pintunya ke arah dalam kamar mandi dan wc.

Pengertian Pintu dan jendela serta jenisnya
- Pengertian pintu dan jendela disamping berfungsi sebagai penghubung untuk penghuninya dan juga penting untuk sirkulasi udara segar dan memungkinkan juga sinar/cahaya dari matahari masuk ke ruang dalam.
- Hal yang sangat penting yaitu sebagai pengaman ruang dalam dari gangguan masalah pencurian, pemasangan pintu dan jendela harus diyakini kuat terkunci bila perlu ditambahkan juga dengan alat bantu pengunci tambahan lagi.

MACAM - MACAM PONDASI

1. Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping. Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.  

2. Pondasi Rollag Bata (untuk Penahan lantai)
Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah, fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof gantung dan tidak semahal sloof gantung.  

3. Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat menahan rembesan.  

4. Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)
Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di daerah sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air, maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat terselimuti dengan baik.
  
5. Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)
Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh Alm Prof Ir Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir Bambang Suhendro, Dr harry Christady dan Ir Maryadi Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim Cakar Ayam Modifikasi (CAM). Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian pipa beton menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 Dimensi dan penambahan "koperan" pada tepi slab. Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan di ruas jalan Pantura Indramyu-Pemanukan (2007) dan digunakan di Jalan Tol seksi 4 Makasar (2008).  

6. Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat)
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti medium rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras. 

7. Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)
Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti kren.

8. Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat)
Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pil.

DESAIN DAN JENIS-JENIS PONDASI

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur.
Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya

Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
  • Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
    • Pondasi setempat
    • Pondasi penerus
    • Pondasi pelat
    • Pondasi konstruksi sarang laba - laba
  • Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
  • Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.

PENGERTIAN DAN FUNGSI LANTAI

Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.

Syarat material lantai
Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.

Ukuran material lantai
Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.

Jenis material lantai
Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.

· Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.

· Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

· Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.
Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.

· Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

· Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

· Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.

CARA MENGHITUNG MATERIAL DAN UPAH DINDING 1/2 BATA

Hitung keliling dinding, kalikan dengan tinggi didapat luas kotor, kemudian cari luas pintu, luas jendela, atau luas-luas bidang lain yg tidak ada pasangan batanya, luas bidang-bidang yang tidak ada pasangan bata dijumlah, kemudian luas kotor dinding dikurangi dengan luas bidang yang tidak ada pasangan bata, maka didapat luas bersih pasangan bata.
Contoh :
Luas dinding kotor, misal panjang dinding 30 meter tinggi 3 meter, maka luas dinding kotor 30 x 3 = 90 m2.
Luas bidang yang tidak dipasangi bata. Misal luas kusen total 10 m2, maka luas bidang yang dipasangi bata = 90 – 10 = 80 m2.
Jenis Pasangan bata ada 2, pasangan trasram yaitu pasangan bata 30 cm diatas sloof, campuran yang digunakan 1 semen : 3 Pasir ( untuk lebih jelas lihat postingan terdahulu).
Sedangkan campuran untuk dinding diatas trasram, campuran yang biasa digunakan adalah, campuran 1 semen : 6 pasir, 1 semen : 8 pasir, 1 semen : 3 kapur : 10 pasir.

Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Trasram :
Hitung luas pasangan Trasram dengan cara total keliling dinding dikalikan dengan 30 cm (tinggi pasangan Trasram dapat diambil lebih). Kurangi luas yang tidak ada pasangan trasram, misal didapat luas pasangan trasram 20 m2 :

Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 3 Pasir :
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 20 m2 x 70 bh = 1400 bh
2. Semen : 20 m2 x 14,37 kg = 287,4 kg=7,2 zak (40kg)
3. Pasir : 20 m2 x 0,04 m3 = 0,8 m3
Upah :
1. Pekerja : 20 m2 x 0,30 OH = 0,6 OH
2. Tukang Batu : 20 m2 x 0,10 OH = 0,2 OH
3. Kepala tukang : 20 m2 x 0,01 OH = 0,2 OH
4. Mandor : 20 m2 x 0,015 OH = 0,3 OH
Untuk mendapatkan kebutuhan material pasangan trasram 1 m2 , tiap tiap item dibagi2M2

Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Bata diatas Pasangan Trasram :
Seperti contoh diatas dianggap luas pasangan ½ bata bersih 80 m2 .

Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 14,37 kg = 1.149,6 kg=28,74 zak(40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,04 m3 = 3,2 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH

Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 7,185 kg = 574,8 kg=14,37 zak (40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,08 m3 = 6,4 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH
Untuk campuran perbandingan yang lain dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
Cara mencari berapa jumlah material dan upah sama seperti diatas.

PENGERTIAN SLOOF

Sloof adalah “struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan”, demikian sebuah sumber menyebutkan. sloof beton berfungsi sebagai perata bebean yang diterim oleh pondasi. Selain itu, sloof beton juga berfungsi sebagai pengunci dinding agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Seperti yang kita ketahui, pergerakan tanah bisa terjadi misalnya karena gempa.
Bahkan situs dinas PU menyebutkan bahwa sloof adalah balok pengikat pondasi. Sebagai tambahan, untuk menyempurnakan sistem ikatan antara pondasi dan sloof pada rumah kecil tahan gempa, dipasang angker diameter 12 dengan 12 dengan jarak 1,5meter. Namun tentu saja, angka ini mungkin berubah pada bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.
Pendek kata pengertian sloof bangunan adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal diatas pondasi.
Kesimpulannya, guna sloof adalah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, fungsi sloof adalah sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.
VN:F [1.9.17_1161]
Pengertian Sloof, 2.8 out of 5 based on 4 ratings

UTILITAS BANGUNAN

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Perananganbangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.

Perancangan utilitas tersebut terdiri dari :

A.   PERANCANGAN  SISTEM PLAMBING
         Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
1.   Jenis Peralatan Plambing
Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan
Perlatan tersebut terdiri dari
a.    Peralatan untuk penyedian air bersih
b.   Peralatan untuk penyedian air panas
c.    Peralatan untuk pembuangan air kotor
d.   Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan.

2.   Syarat-Sayarat dan mutu bahan bangunan
Dalam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan syarat-syarat dari bahan plambing yaitu:
a.    Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b.   Tidak menimbulkan gannguan suara
c.    Tidak menimbulkan radiasi
d.   Tidak merusak perlengkapan bangunan
e.    Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut
a.    Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b.   Permukaan harus halus dan tahan air
c.    Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud
d.   Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
e.    Mudah memeliharanya
f.     Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½” sampai dengan 2” sampai dengan 6” untuk bangunan tinggi.
Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari system pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.
3.   Air
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Syarat-syarat fisik air minum:
a.    Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
b.   Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajad Celsius
c.    Memenuhi syarat kesehatan

Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a.    Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi, buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry
b.   Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur taman
c.    Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.
Tabel Kebutuhan air menurut tipe bangunan

TIPE BANGUNAN

LITER/HARI

Sekolahan
Sekolahan+Kafetaria
Apartemen
Kantor
Taman Umum
Taman dan shower
Kolam renang
Apartemen mewah
Rumah susun
Hotel
Pabrik
Rumah sakit umum
Rumah perawat
Restoran
Dapur hotel
Motel
Drive in Pertokoan
Servis station
Airprt
Gereja
Rumah tinggal

57
95
133
57-125
19
38
38
570/unit
152/unit
380/kamar
95
570/unit
285/unit
95
38
190/tmpt tidur
19/mobil
38
11-19/penumpang
19-26/tmpt duduk
150-285

     4. System pemipaan plambing
Sistem pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu system horizontal dan system Vertikal.


    4.1. Sistem Horizontal
           adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat
Ada dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai berikut:
a.    Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarnya.
b.   Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang sama
   4.2. Sestim Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara lansung.

5.   Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu system plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak terbuang.
Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a.    Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang dipanaskan.
b.   Pemanas air listrik
c.    Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap bangunan untuk mendapatkan panas matahari.

6.   Penyimpanan Air Bersih
Air bersih dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air. Tangki  air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakkan di atas bangunan, yang terbuat dari fibre glass atau plat-plat baja terdiri dari komponen plat yang disusun.
7.   Air Buangan/Air Kotor
Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya.
a.    Air buangan bekas mencuci, mandi  dan lai-lainnya.
b.   Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran
c.    Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
d.   Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik.
      Pipa-pipa yang digunakan dalam ukuran besar mulai dari diameter 3”, sampai dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran.
7.1.      Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya.


1.   Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
a.   Air Limbah khusus
    Air limbah khususdalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel, rummah sakit dan laboratorium.
b.   Air hujan
      Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut:
Diameter
(inci)
Luasan Atap
(m2)
Volume
(liter/menit
3 (7,62 cm)
4(10,16 cm)
5(12,70 cm)
6(15,24 cm)
8
s.d.-180
385
698
1135
2445
255
547
990
1610
3470

Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
         Contoh Soal
Luas atap = 1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500 mm/m2/jam=  5 – 8 liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8 liter/menit = 6.000 – 9600 linakuter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan diameter 6” dengan kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8.000 liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6” = 8.000 : 1.610 = 5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 menit.

Kebutuhan Peralatan Plambing

1.   Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15 dengan luas 1.400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6-8 m2//orang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal pada bangunan tersebut, sesuai dengan table 1.3 no. 6. Jumlah karyawan perlantai = 1.400 m2 : (6 -8) m2/orang = 200 orang, yang tterdiri dari karyawan pria = 110 orang dan karyawan wanita = 90 orang.

Sesuai dengan table tersebut kebutuhan:
Kloset karyawan pria untuk 110 orang        = 5 buah
Kloset karyawan wanita untuk 90 orang      = 5 buah
Wastafel karyawan pria untuk 110 orang    = 5 buah
Wastafel karyawan wanita untuk 90 orang  = 4 buah
Urenal karyawan pria = kloset                     = 5 buah

Jumlah kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan peralatan plambing untuk setiap lantai.

PENERANGAN/PENCAHAYAAN

1.  Matahari
Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah trofis yang terletak digaris katulistiwa matahari memancarkan sinar sepanjang tahun.
Tujuan pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan  adalah sebagai berikut:
a.    Menghemat energy dan biaya operasional bangunan
b.   Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang
c.    Menggunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai penerangan langsung maupun tidak langsung.
2.   Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan  listrik adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan menyiapkan suatu tenaga pembangkit listrik dengan system Pembangkit Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Diluar negeri ataupun di Negara kita baru-baru ini mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

2.1.      Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan
Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (Sub Panel) dibagi dalam 2 bagian:
a.    Pencahayaan/daya yang langsung: Pencahayaan yang berupa titik-titik lampu penerangan.Peletakan lampu penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang diminta dan merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap letak-letak diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector, speaker dan lain-lain.
b.   Daya yang tidak langsung daya ini digunakan untuk menghidupkan alat-alat tertentu seperti computer dan mesin ketik

Tabel Estimasi Beban Listrik Suatu Bangunan

 Untuk Pengguanaan


Pencahayaan
AC
(Watt/m2)
Lain-Lain (Watt/m2)
Auditorium
-       T. duduk (umum)
-       Panggung
Wisma Seni
Bank
Kafetaria
Gereja
Daerah Komputer
Toko serba ada
-       Basemen
-       Lantai dasar
-       Lantai tingkat
Rumah susun
-       0-270 m2
-       271- 13.000 m2
-       13.000 m2 keatas
Gedung parkir
Rumah sakit
Hotel
-       Loby
-       Kamar
Bangunan industry
Laboratorium
Perpustakaan
Pusat Kesehatan
Motel                                        `
Bangunan kantor
Restoran
Sekolah
Pertokoan
-       Salon
-       Pakaian
-       Apotik
-       Sepatu
Pergudangan


9 – 22,5
180 – 360
35 – 55
22,5 – 55
27 – 45
13,5 – 27
7 – 55

35 – 55
22,5 – 40
18 – 35

27
18
9
4,5
18 – 27

55 – 72
9 – 22,5
13,5 – 22,5
27 – 45
22,5 – 40
22,5 – 36
9 – 22,5
22,5 – 36
13,5 – 22,5
18 – 36

27 – 45
18 – 45
27
27
2 - 9



100-180
-
45-65
45-65
55-90
45-65
110-180

-
45-65
-

-
-
-
-
45-65

45-75
27-45
-
55-90
45-65
36-65
55-90
36-65
55-90
32-45

45-80
-
-
-
-




-
2,25
4,50
18
4,50
4,50
13,50

13,50
9
4,50

4,50
2,25
1
1
9

4,5
4,5
9
45-180
4,5
13,5
2
18
2
13,5

9
4,5
4,5
4,5
2




       Untuk mendapatkan pencahayaan buatan dari atas langit-langit diperlukan suatu system penempatan dan penggunaan alat cahaya (penerangan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan ruangan tersebut). Juga diperhatikan tinggi rendahnya langit-langit dan peralatan lainnya.
Selain untuk memberikan pencahayaan buatan pada ruangan ruangan perlu diperhatikan pencahayaan ditempat-tempat lain, seperti tangga, toilet, ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar, halaman dan tempat parker.