Kusen merupakan bagian dari konstruksi pada dinding bangunan yang
mempunyai fungsi perletakan dan duduknya daun pintu dan daun jendela.
Kusen pintu dan jendela merupakan penghubung antar ruang dan berfungsi juga untuk
sirkulasi udara segar antar ruang serta kemungkinan sinar atau cahaya
matahari yang menambahkan suasana interior menjadi nyaman dan segar.
Type kusen dapat direncanakan untuk pemasangan penutup satu daun pintu
atau dua daun pintu. Umumnya dua daun pintu dipasang pada pintu masuk
teras depan, jika penutup lebih dari dua daun pintu biasanya untuk pintu
atau kusen jendela yang harus diperhatikan, antara lain:
a) Telinga kusen sebagai penguat atau ikatan dalam pasangan dinding bata.
b) Angkur yang dipasang biasanya tiga buah ditempatkan pada tiang
kusennya kiri-kanan dengan diameter 10mm, termasuk juga untuk
locis(neut), yaitu dibawah tiang kusen yang dicor dengan beton sehingga
10-15cm.
c) Pada saat pembuatan kusen harus diperhatikan jenis kayu yang
bik(kamper smarinda) dan titik cacat, pada saat purus dan pen dipasang
agar dipasang lat penarik lebih dulu agar diyakini konstruksi kusen kuat
dan menyiku.
d) Ventilasi kusen dapat dibuat dengan jalusi atau krepyak sebagai bagian yang penting untuk sirkulasi udara segar.
e) Penempatan sponeng kusen khusus kusen pintu masuk diteras depan agar
ditempatkan dibagian dalam jadi daun pintu membukanya kedalam, begitu
juga untuk di kamar mandi dan wc penempatan sponing di dalam jadi
membuka pintunya ke arah dalam kamar mandi dan wc.
Pengertian Pintu dan jendela serta jenisnya
- Pengertian pintu dan jendela disamping berfungsi sebagai penghubung
untuk penghuninya dan juga penting untuk sirkulasi udara segar dan
memungkinkan juga sinar/cahaya dari matahari masuk ke ruang dalam.
- Hal yang sangat penting yaitu sebagai pengaman ruang dalam dari
gangguan masalah pencurian, pemasangan pintu dan jendela harus diyakini
kuat terkunci bila perlu ditambahkan juga dengan alat bantu pengunci
tambahan lagi.
Sabtu, 14 Juli 2012
MACAM - MACAM PONDASI
1. Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan
oleh masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari
beton tanpa tulang yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada
gambar disamping.
Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak
ini menahan kolom yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam
tanah. Seperti halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih
atau ganjalan yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan
pada tanah yang lembek.
2. Pondasi Rollag Bata (untuk Penahan lantai)
Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah, fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof gantung dan tidak semahal sloof gantung.
3. Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat menahan rembesan.
4. Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)
Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di daerah sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air, maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat terselimuti dengan baik.
5. Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)
Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh Alm Prof Ir Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir Bambang Suhendro, Dr harry Christady dan Ir Maryadi Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim Cakar Ayam Modifikasi (CAM). Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian pipa beton menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 Dimensi dan penambahan "koperan" pada tepi slab. Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan di ruas jalan Pantura Indramyu-Pemanukan (2007) dan digunakan di Jalan Tol seksi 4 Makasar (2008).
6. Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat)
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti medium rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras.
7. Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)
Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti kren.
8. Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat)
Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pil.
DESAIN DAN JENIS-JENIS PONDASI
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan /
settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur.
Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah,
dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga
diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang
diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun
bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang
turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah
terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai
kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung
pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya
tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit
dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang
bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
- Pondasi dangkal:
kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter
masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah
pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau
pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah
keras. Di dalamnya terdiri dari
- Pondasi setempat
- Pondasi penerus
- Pondasi pelat
- Pondasi konstruksi sarang laba - laba
- Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
- Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan
tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana
proyek.
PENGERTIAN DAN FUNGSI LANTAI
Pengertian
lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting
untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi
lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk
karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter
yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak
dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti
kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas
seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat
dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar,
misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara
menyeretnya. Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung
beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari
sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk
karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil
konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang
dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan
sebagainya.
Syarat material lantai
Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada
beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar,
seperti: kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang
paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan
pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias
hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari
resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi
menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama
ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan
lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori
lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang
tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan
permukaan licin dan mengkilap.
Ukuran material lantai
Ukuran
material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel),
akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau
sempit (ruang tidur, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil
pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan
berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran besar akan
membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.
Jenis material lantai
Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.
· Plester (concrete)
Jenis
material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena
diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus.
Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah
penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan
sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering)
pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat
diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara
estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan
mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan
estetika.
· Keramik
Jenis
material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai
tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain
kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan
dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat
ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual
mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer,
granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.
· Marmer
Marmer
banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah.
Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas
menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat.
Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang
berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena
marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika
tidak cepat dibersihkan.
Selain
mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan
cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan
material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang
memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.
· Granit
Granit
memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang
lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan
dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau
gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini
juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan
harga yang lebih murah.
· Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry.
Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu
solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti
bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang
permukaannya adalah hasil printing.
· Batu
Material
batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu
kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga
dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada
interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca,
meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah,
ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru
menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki
kesan dingin.
CARA MENGHITUNG MATERIAL DAN UPAH DINDING 1/2 BATA
Contoh :
Luas dinding kotor, misal panjang dinding 30 meter tinggi 3 meter, maka luas dinding kotor 30 x 3 = 90 m2.
Luas bidang yang tidak dipasangi bata. Misal luas kusen total 10 m2, maka luas bidang yang dipasangi bata = 90 – 10 = 80 m2.
Jenis Pasangan bata ada 2, pasangan trasram yaitu pasangan bata 30 cm diatas sloof, campuran yang digunakan 1 semen : 3 Pasir ( untuk lebih jelas lihat postingan terdahulu).
Sedangkan campuran untuk dinding diatas trasram, campuran yang biasa digunakan adalah, campuran 1 semen : 6 pasir, 1 semen : 8 pasir, 1 semen : 3 kapur : 10 pasir.
Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Trasram :
Hitung luas pasangan Trasram dengan cara total keliling dinding dikalikan dengan 30 cm (tinggi pasangan Trasram dapat diambil lebih). Kurangi luas yang tidak ada pasangan trasram, misal didapat luas pasangan trasram 20 m2 :
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 3 Pasir :
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 20 m2 x 70 bh = 1400 bh
2. Semen : 20 m2 x 14,37 kg = 287,4 kg=7,2 zak (40kg)
3. Pasir : 20 m2 x 0,04 m3 = 0,8 m3
Upah :
1. Pekerja : 20 m2 x 0,30 OH = 0,6 OH
2. Tukang Batu : 20 m2 x 0,10 OH = 0,2 OH
3. Kepala tukang : 20 m2 x 0,01 OH = 0,2 OH
4. Mandor : 20 m2 x 0,015 OH = 0,3 OH
Untuk mendapatkan kebutuhan material pasangan trasram 1 m2 , tiap tiap item dibagi2M2
Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Bata diatas Pasangan Trasram :
Seperti contoh diatas dianggap luas pasangan ½ bata bersih 80 m2 .
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 14,37 kg = 1.149,6 kg=28,74 zak(40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,04 m3 = 3,2 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 7,185 kg = 574,8 kg=14,37 zak (40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,08 m3 = 6,4 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH
Untuk campuran perbandingan yang lain dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
Cara mencari berapa jumlah material dan upah sama seperti diatas.
Luas dinding kotor, misal panjang dinding 30 meter tinggi 3 meter, maka luas dinding kotor 30 x 3 = 90 m2.
Luas bidang yang tidak dipasangi bata. Misal luas kusen total 10 m2, maka luas bidang yang dipasangi bata = 90 – 10 = 80 m2.
Jenis Pasangan bata ada 2, pasangan trasram yaitu pasangan bata 30 cm diatas sloof, campuran yang digunakan 1 semen : 3 Pasir ( untuk lebih jelas lihat postingan terdahulu).
Sedangkan campuran untuk dinding diatas trasram, campuran yang biasa digunakan adalah, campuran 1 semen : 6 pasir, 1 semen : 8 pasir, 1 semen : 3 kapur : 10 pasir.
Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Trasram :
Hitung luas pasangan Trasram dengan cara total keliling dinding dikalikan dengan 30 cm (tinggi pasangan Trasram dapat diambil lebih). Kurangi luas yang tidak ada pasangan trasram, misal didapat luas pasangan trasram 20 m2 :
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 3 Pasir :
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 20 m2 x 70 bh = 1400 bh
2. Semen : 20 m2 x 14,37 kg = 287,4 kg=7,2 zak (40kg)
3. Pasir : 20 m2 x 0,04 m3 = 0,8 m3
Upah :
1. Pekerja : 20 m2 x 0,30 OH = 0,6 OH
2. Tukang Batu : 20 m2 x 0,10 OH = 0,2 OH
3. Kepala tukang : 20 m2 x 0,01 OH = 0,2 OH
4. Mandor : 20 m2 x 0,015 OH = 0,3 OH
Untuk mendapatkan kebutuhan material pasangan trasram 1 m2 , tiap tiap item dibagi2M2
Kebutuhan Material dan Upah Pasangan Bata diatas Pasangan Trasram :
Seperti contoh diatas dianggap luas pasangan ½ bata bersih 80 m2 .
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 14,37 kg = 1.149,6 kg=28,74 zak(40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,04 m3 = 3,2 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH
Kebutuhan Material Campuran 1 semen : 6 Pasir.
1. Bata merah 5 x 11 x 22 : 80 m2 x 70 bh = 5600 bh
2. Semen : 80 m2 x 7,185 kg = 574,8 kg=14,37 zak (40kg)
3. Pasir : 80 m2 x 0,08 m3 = 6,4 m3
Upah :
1. Pekerja : 80 m2 x 0,30 OH = 24 OH
2. Tukang Batu : 80 m2 x 0,10 OH = 8 OH
3. Kepala tukang : 80 m2 x 0,01 OH = 0,8 OH
4. Mandor : 80 m2 x 0,015 OH = 1,2 OH
Untuk campuran perbandingan yang lain dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
Cara mencari berapa jumlah material dan upah sama seperti diatas.
PENGERTIAN SLOOF
Bahkan situs dinas PU menyebutkan bahwa sloof adalah balok pengikat pondasi. Sebagai tambahan, untuk menyempurnakan sistem ikatan antara pondasi dan sloof pada rumah kecil tahan gempa, dipasang angker diameter 12 dengan 12 dengan jarak 1,5meter. Namun tentu saja, angka ini mungkin berubah pada bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.
Pendek kata pengertian sloof bangunan adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal diatas pondasi.
Kesimpulannya, guna sloof adalah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, fungsi sloof adalah sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.
VN:F [1.9.17_1161]
Pengertian Sloof, 2.8 out of 5 based on 4 ratings
UTILITAS BANGUNAN
Utilitas
Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian
kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Perananganbangunan
arus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur,
perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Perancangan
utilitas tersebut terdiri dari :
A. PERANCANGAN SISTEM PLAMBING
Sistem peratan plambing adalah suatu
system penyedian atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa
ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat
memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
1. Jenis Peralatan Plambing
Peralatan
plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu kompleks
perkotaan, perumahan, dan bangunan
Perlatan
tersebut terdiri dari
a.
Peralatan untuk penyedian air bersih
b.
Peralatan untuk penyedian air panas
c.
Peralatan untuk pembuangan air kotor
d.
Peralatan lainnya yang ada hubungannya
terhadap perencanaan pemipaan.
2. Syarat-Sayarat dan mutu bahan
bangunan
Dalam
perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan syarat-syarat dari bahan
plambing yaitu:
a.
Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b.
Tidak menimbulkan gannguan suara
c.
Tidak menimbulkan radiasi
d.
Tidak merusak perlengkapan bangunan
e.
Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian
mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut
a.
Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b.
Permukaan harus halus dan tahan air
c.
Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan
kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud
d.
Bebas dari kerusakan baik mekanis
maupun yang lain
e.
Mudah memeliharanya
f.
Memenuhi peraturan-peraturan yang
berlaku
Dalam
perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC
dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari
diameter ½” sampai dengan 2” sampai dengan 6” untuk bangunan tinggi.
Alat-alat
plambing yang merupakan permulaan dari system pembuangan dari instalasi dapat
berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.
3. Air
Air
menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau Panas), air
kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Syarat-syarat
fisik air minum:
a.
Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa
b.
Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajad
Celsius
c.
Memenuhi syarat kesehatan
Kebutuhan air
dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninya ataupun oleh
keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air
didasarkan sebagai berikut:
a.
Kebutuhan untuk minum,
memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi, buang air kecil dan air besar. Untuk
mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan, cuci perlatan dan untuk proses
seperti industry
b.
Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air
panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur taman
c.
Kebutuhan yang sifatnya tetap: air
untuk hidran dan air untuk sprinkler
Kebutuhan
air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah
penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia dihitung
rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk
kegiatan manusia tersebut.
Tabel Kebutuhan air menurut tipe
bangunan
TIPE BANGUNAN
|
LITER/HARI
|
Sekolahan
Sekolahan+Kafetaria
Apartemen
Kantor
Taman
Umum
Taman
dan shower
Kolam
renang
Apartemen
mewah
Rumah
susun
Hotel
Pabrik
Rumah
sakit umum
Rumah
perawat
Restoran
Dapur
hotel
Motel
Drive
in Pertokoan
Servis
station
Airprt
Gereja
Rumah
tinggal
|
57
95
133
57-125
19
38
38
570/unit
152/unit
380/kamar
95
570/unit
285/unit
95
38
190/tmpt
tidur
19/mobil
38
11-19/penumpang
19-26/tmpt
duduk
150-285
|
4. System pemipaan plambing
Sistem
pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada
dua cara pengaturan air yaitu system horizontal
dan system Vertikal.
4.1. Sistem Horizontal
adalah suatu system pemipaan yang
banyak digunakan untuk mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah
tinggal yang tidak bertingkat
Ada
dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai berikut:
a.
Pemipaan yang menuju ke satu titik
akhir
Keuntungan
pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya adalah
daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya
pancarnya.
b.
Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan
ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar
air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang sama
4.2. Sestim Vertikal
Sistem
pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak digunakan pada
bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara
pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground
reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air
pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk
langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan
pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga
untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara
lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian
dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan
system gravitasi/diturunkan secara lansung.
5. Air Panas
Air
panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan
untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran,
restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada
daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu
system plambing air panas ini menggunakan pipa besi
tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator
supaya panasnya tidak terbuang.
Alat
pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Pemanas air dengan gas, air mengalir
sesaat, dan melewati pipa-pipa yang dipanaskan.
b.
Pemanas air listrik
c.
Pemas air energy
surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap bangunan untuk
mendapatkan panas matahari.
6. Penyimpanan Air Bersih
Air bersih
dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.
Tangki air adalah tangki kedua dari
tempat penampungan air yang diletakkan di atas bangunan, yang terbuat dari
fibre glass atau plat-plat baja terdiri dari komponen plat yang disusun.
7. Air Buangan/Air Kotor
Air buangan
atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya.
a.
Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya.
b.
Air Limbah yaitu air untuk
memebersihkan limbah/kotoran
c.
Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas
permukaan tanah atau bangunan.
d.
Air limbah khusus yaitu air bekas
cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas dari rumah
sakit laboratorium, restoran dan pabrik.
Pipa-pipa yang digunakan dalam ukuran
besar mulai dari diameter 3”, sampai dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk
memudahkan pengaliran.
7.1. Sistem Pembuangan Air Kotor/Air
Bekas
Air
bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakain, kendaraan,
cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya.
1. Air Limbah
Air
limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limmbah
ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan
tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
Untuk
bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic
tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
a. Air Limbah khusus
Air limbah khususdalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus
, seperti restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel, rummah sakit dan
laboratorium.
b. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air
tersebut dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah
tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang
vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran
horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran
terbuka lingkungan.
Dalam
menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung
air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa peambuangan
dibuat table sebagai berikut:
Diameter
(inci)
|
Luasan Atap
(m2)
|
Volume
(liter/menit
|
3
(7,62 cm)
4(10,16
cm)
5(12,70
cm)
6(15,24
cm)
8
|
s.d.-180
385
698
1135
2445
|
255
547
990
1610
3470
|
Untuk mencari/menghitung
jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan dapat dicari dengan cara sebagai
berikut.
Contoh
Soal
Luas atap =
1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500 mm/m2/jam= 5 – 8 liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x
5-8 liter/menit = 6.000 – 9600 linakuter/menit.
Luas atap
1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan diameter 6” dengan kapasitas +/-
1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8.000 liter/menit, maka air hujan akan
mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6” = 8.000 : 1.610 = 5 menit. Untuk
mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar
letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar
dalam waktu 1 menit.
Kebutuhan
Peralatan Plambing
1.
Suatu bangunan kantor yang disewakan
terdiri dari bangunan berlantai 15 dengan luas 1.400 m2/lantai, dan dihuni oleh
karyawan yang diasumsikan 6-8 m2//orang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal
pada bangunan tersebut, sesuai dengan table 1.3 no. 6. Jumlah karyawan
perlantai = 1.400 m2 : (6 -8) m2/orang = 200 orang, yang tterdiri dari karyawan
pria = 110 orang dan karyawan wanita = 90 orang.
Sesuai
dengan table tersebut kebutuhan:
Kloset
karyawan pria untuk 110 orang = 5
buah
Kloset
karyawan wanita untuk 90 orang = 5
buah
Wastafel
karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Wastafel
karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah
Urenal
karyawan pria = kloset = 5 buah
Jumlah
kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan peralatan plambing
untuk setiap lantai.
PENERANGAN/PENCAHAYAAN
1. Matahari
Matahari
adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat dan banyak
manfaatnya. Oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi
Indonesia sebagai daerah trofis yang terletak digaris katulistiwa matahari
memancarkan sinar sepanjang tahun.
Tujuan
pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan adalah sebagai berikut:
a.
Menghemat energy dan biaya operasional
bangunan
b.
Menciptakan ruang yang sehat mengingat
sinar matahari mengandung ultraviolet yang
memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang
c.
Menggunakan cahaya alami sejauh
mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai penerangan langsung maupun tidak
langsung.
2. Cahaya Buatan
Cahaya
buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan
listrik adalah Perusahaan Listrik
Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan menyiapkan suatu tenaga pembangkit
listrik dengan system Pembangkit Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) dan pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Diluar
negeri ataupun di Negara kita baru-baru ini mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik
Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
2.1. Sistem Pencahayaan/Penerangan
Buatan
Daya penerangan yang
masuk dalam panel-panel pembagi (Sub Panel) dibagi dalam 2 bagian:
a.
Pencahayaan/daya yang langsung:
Pencahayaan yang berupa titik-titik lampu penerangan.Peletakan lampu penerangan
ini harus diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan pencahayaan yang baik,
memenuhi syarat yang diminta dan merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap
letak-letak diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector, speaker dan
lain-lain.
b.
Daya yang tidak langsung daya ini
digunakan untuk menghidupkan alat-alat tertentu seperti computer dan mesin
ketik
Tabel
Estimasi Beban Listrik Suatu Bangunan
Untuk Pengguanaan
|
Pencahayaan
|
AC
(Watt/m2)
|
Lain-Lain
(Watt/m2)
|
Auditorium
-
T. duduk (umum)
-
Panggung
Wisma
Seni
Bank
Kafetaria
Gereja
Daerah
Komputer
Toko
serba ada
-
Basemen
-
Lantai dasar
-
Lantai tingkat
Rumah
susun
-
0-270 m2
-
271- 13.000 m2
-
13.000 m2 keatas
Gedung
parkir
Rumah
sakit
Hotel
-
Loby
-
Kamar
Bangunan
industry
Laboratorium
Perpustakaan
Pusat
Kesehatan
Motel `
Bangunan
kantor
Restoran
Sekolah
Pertokoan
-
Salon
-
Pakaian
-
Apotik
-
Sepatu
Pergudangan
|
9 – 22,5
180 – 360
35 – 55
22,5 – 55
27 – 45
13,5 – 27
7 – 55
35 – 55
22,5 – 40
18 – 35
27
18
9
4,5
18 – 27
55 – 72
9 – 22,5
13,5 – 22,5
27 – 45
22,5 – 40
22,5 – 36
9 – 22,5
22,5 – 36
13,5 – 22,5
18 – 36
27 – 45
18 – 45
27
27
2 - 9
|
100-180
-
45-65
45-65
55-90
45-65
110-180
-
45-65
-
-
-
-
-
45-65
45-75
27-45
-
55-90
45-65
36-65
55-90
36-65
55-90
32-45
45-80
-
-
-
-
|
-
2,25
4,50
18
4,50
4,50
13,50
13,50
9
4,50
4,50
2,25
1
1
9
4,5
4,5
9
45-180
4,5
13,5
2
18
2
13,5
9
4,5
4,5
4,5
2
|
Untuk mendapatkan
pencahayaan buatan dari atas langit-langit diperlukan suatu system penempatan
dan penggunaan alat cahaya (penerangan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan
ruangan tersebut). Juga diperhatikan tinggi rendahnya langit-langit dan
peralatan lainnya.
Selain untuk memberikan pencahayaan buatan pada
ruangan ruangan perlu diperhatikan pencahayaan ditempat-tempat lain, seperti
tangga, toilet, ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar, halaman dan tempat parker.
Langganan:
Postingan (Atom)